Selasa, 21 September 2010
Jumat, 17 September 2010
Satunya
Malam seperti datang tak terkendali. Berangsur menghitam kabut kerak keputihan. Ku akhiri keluhan tentang terik. Tentang kerasnya kota dalam arti penghidupan. Tugas baru saja terselesaikan tapi obrolan baru saja dimulai. Gerakmu dan caramu memainkan kalimat, menyenangkan. Lalu sore dan kini pagi. Aku akan selalu ingat mimpi di ujung genteng rumah bercat putih.
Langganan:
Postingan (Atom)